Sebuah potongan daging segar dan foto pegunungan terpampang di layar. Itulah cara unik Kika, Hani, dan Levi membuka presentasi riset mereka. Dengan sedikit jeda, mereka mengajak audiens membayangkan seorang pendaki gunung yang ingin makan daging, tapi tentu tidak mungkin membawa kulkas. Dari imajinasi sederhana itu lahirlah riset tentang pemanfaatan minyak atsiri dari kulit jeruk bekas sebagai pengawet alami daging.
Alih-alih menjejalkan data sejak awal, mereka memilih menyampaikan riset dengan storytelling. Cara ini membuat audiens tidak hanya mengerti, tetapi juga ikut “merasakan” persoalan nyata yang mereka pecahkan. Pertanyaan sederhana tentang daging di gunung tiba-tiba terasa dekat, relevan, dan memancing rasa penasaran.
Inilah salah satu wajah berbeda dari presentasi riset SMA Bumi Cendekia. Kegiatan yang rutin diadakan ini memang tidak sekadar menekankan aspek akademik, tetapi juga melatih siswa untuk public speaking. Setiap kelompok ditantang bukan hanya meneliti, melainkan juga menyampaikan hasil temuannya dengan alur cerita yang memikat.
Menariknya, audiens yang hadir bukan hanya teman sekelas atau guru. Hadir pula dosen dari Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta, praktisi dari perusahaan Widya Life Science, serta perwakilan dari Yayasan Sheep Indonesia (YSI). Kehadiran mereka menjadikan presentasi riset ini lebih menantang sekaligus bermakna, karena siswa benar-benar berlatih menyampaikan ide di depan orang-orang dengan latar belakang akademisi, profesional, dan lembaga sosial.
Melalui cara ini, siswa belajar dua hal sekaligus. Pertama, berpikir ilmiah, yaitu menyusun data, menganalisis hasil, dan menarik kesimpulan secara logis. Kedua, berkomunikasi efektif, yakni mengolah informasi kompleks menjadi narasi yang sederhana, mengalir, dan mampu menyentuh audiens.
Tujuan akhirnya jelas: membentuk kepercayaan diri. Di hadapan guru, dosen, praktisi, maupun lembaga sosial, siswa berlatih berdiri tegak, menyampaikan ide, dan menjawab pertanyaan kritis. Slide bukan lagi pusat perhatian; yang utama adalah pesan, cerita, dan keberanian mereka berbicara.
Bagi SMA Bumi Cendekia, presentasi riset adalah bagian dari visi besar sekolah: melahirkan generasi yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga siap menjadi warga dunia, mampu berdialog, menginspirasi, dan membawa solusi nyata untuk berbagai tantangan kehidupan.