Kabar Cendekia

"Nasionalisme di Meja Makan" membawa Naila menjadi salah satu penulis opini terbaik di Tempo Institut

“Nasionalisme seringkali dikaitkan dengan cinta tanah air dan kebanggaan atas jati diri bangsa. Dengan rasa cinta dan bangga ini, diharapkan muncul perilaku yang mengutamakan sumber-sumber penghidupan yang berasal rahim bangsa sehingga tercipta kemandirian. Lalu apa yang terjadi ketika makanan-makanan yang tersaji di meja makan dipenuhi oleh manu-manu makanan yang berasal dari luar negeri? Hari ini, kita bisa melihat nasionalisme dari meja makan. Salah satu contoh nasionalisme adalah cinta makanan buatan Indonesia dan bangga dengan produk Indonesia. Tetapi, berdasarkan yang terjadi saat ini, mayoritas kalangan remaja-remaja di Indonesia lebih menyukai makanan yang berasal dari negara lain”
 

Paragraf pembuka di atas ditulis oleh salah satu santri SMA Bumi Cendekia, Aisyah Naila Karima, dalam ajang kompetisi Opini Panjat Pintar yang diselenggarakan oleh Tempo Institute pada bulan Agustus 2025. Ajang bergengsi ini diikuti oleh penulis dari berbagai kalangan, mulai dari siswa SMA, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Prestasi ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Naila dan Bumi Cendekia karena berhasil menembus kancah nasional. Lebih dari itu, karya tersebut menjadi bukti nyata bahwa semangat literasi santri-siswa tetap hidup, meskipun dunia sedang dilanda derasnya disrupsi teknologi dan kekhawatiran akan menurunnya minat baca serta menulis di kalangan generasi muda.

Tentu saja, keberhasilan Naila lahir dari kerja sama banyak pihak. Dukungan orang tua, semangat dari teman-teman, serta pendampingan penuh kasih dari guru menjadi fondasi penting. Miss April, guru Bahasa Indonesia, dengan penuh keikhlasan membimbing dan memberikan masukan berharga bagi Naila hingga karyanya matang. Sinergi antara kerja keras siswa, bimbingan guru, serta doa orang tua dan sahabat menjadikan prestasi ini kian bermakna.