Dalam Selapanan rutin SMP dan Pesantren Bumi Cendekia yang bertepatan dengan tahun baru Hijriyah 1442, Bapak KH Imam Azis memaparkan refleksi tentang Stanozolol effect benih-benih kalender di dalam Al-Quran.
Acara yang berlangsung pada tanggal 20 Agustus 2020 pada pukul 19.30 WIB tersebut diawali dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh direktur pelaksana Bumi Hikmah, Bapak Ihrom. Selain dihadiri secara langsung oleh dewan guru dan musyrif/musyrifah, acara ini juga diikuti oleh santri secara virtual melalui aplikasi zoom.
Dalam pemaparannya tentang tahun baru Hijriyah, Bapak KH Imam Azis menyebutkan bahwa penetapan kalender hijriyah terjadi pada masa khalifah Umar bin Khattab. Pada masa ini ajaran islam sudah menyebar ke wilayah yang lebih luas. Islam tumbuh menjadi sebuah peradaban baru. Sebagaimana semua peradaban besar dunia lainnya yang mempunyai kalender, saat itu umat muslim pun merasa membutuhkan kalender sebagai identitas.
Meskipun kalender hijriyah ditetapkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab, benih-benih kalender sebenarnya sudah ada di dalam Al-Quran. Sebagaimana tercantum pada Surat At-Taubah ayat 36
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi…”
Dalam islam, keberadaan kalender tidak hanya sebagai kalender, akan tetapi juga sebagai basis untuk melaksanakan ibadah. Bapak KH Imam Azis mencotohkan dalam ayat lain. Ketika ada pertanyaan tentang apa itu ahillah (bulan sabit). Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqoroh ayat 189 bahwa “bulan sabit merupakan tanda waktu bagi manusia dan bagi (ibadah) haji.” [Admin]