FAQ

Sekolah ini didirikan oleh kelompok aktifis, pendidik dan pekerja sosial yang mempunyai pengalaman menjadi santri dan kemudian bergabung dalam Yayasan Bumi Aswaja Yogyakarta.

Mereka terdiri sejumlah dosen dari beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta, seperti UGM, UIN dan UNY yang pernah belajar S3 di Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, Eropa dan Timur Tengah. Mereka pulang ke Indonesia dan mempunyai komitmen untuk menghadirkan lembaga pendidikan yang mengintegrasikan pendidikan di negara maju dengan pendidikan pesantren.

Konsep kurikulum Bumi Cendekia disusun bersama dengan melibatkan para kyai, akademisi, dan praktisi pendidikan yang berpengalaman di sekolah internasional dan alternatif seperti SMP Tumbuh, Sekolah Ciputra, Afkaruna Islamic School, dan Fasttrack Fun School.

Daftar lengkap pengurus yayasan dan panitia persiapan sekolah bisa di lihat di laman Pengurus.

Model pendidikan diniyah di Sekolah Bumi Cendekia mengacu pada praktek pendidikan di pesantren tradisional, termasuk membaca kitab kuning line per line (bala kitab), yang bisa membantu santri tidak hanya dari sisi transmisi pengetahuan tetapi juga keahlian dalam membaca kitab dalam Bahasa Arab tanpa harakat (gundul). Metode ini diintegrasikan dengan pendekatan pegagodi Bumi Cendekia yang mengedepankan penalaran dan experiencial learning.

Contoh kitab-kitab yang akan dipelajari adalah:

  • Ahlaq Lil Banin karya Umar bin Ahmad (Kitab Ahlaq)
  • Safinatun Najah, karya Syekh Salim bin Abdullah bin Saad bin Sumair Al hadhrami (Fiqh)
  • An-Nahwu Al-Wadhih karya Ali Al-Jarim dan Mustofa Amin (Tata Bahasa Arab)
  • Al-Arba’in An-Nawawiyah karya Imam Nawawi (Hadits)
  • Alala Tanalul ‘Ilma karya Al-Zarnuji (Syair Ahlaq)

Hafalan Al-Qur’an sangat dibutuhkan bagi orang ‘alim yang mempunyai pengetahuan mendalam ilmu keislaman. Di Bumi Cendekia, menghafal juz 30 dari Al-Qur’an dilihat sebagai bekal awal santri untuk meningkatkan hafalan di level lebih lanjut sekaligus metode penanaman disiplin penguatan aspek memori anak didik.

Karena Bumi Cendekia bukan pesantren Al-Qur’an, bagi santri yang menghendaki untuk menghafal 30 juz Al-Qur’an disaranakn untuk belajar di pesantren khusus tahfiz.

STEAM adalah kurikulum yang didasarkan pada ide untuk mengajarkan empat bidang-bidang eksakta (Science, Technology, Engineering, Mathematics) secara multidisiplin dan dengan pendekatan aplikatif dalam merespon masalah-masalah nyata kegidupan.

Pada awalnya STEAM muncul sebagai solusi atas rendahnya nilai sains di kalangan pelajar di sejumlah negara maju, tetapi kemudian juga dilihat sebagai alternatif terhadap model pendidikan sains yang mengedepankan penguasaan teori.

Sebagaimana disebut di laman website www.stem.id, “STEM menjadi suatu pendekatan dalam mengatasi permasalahan di dunia nyata dengan menuntun pola pikir siswa layaknya insinyur dan ilmuwan berpikir. Melalui STEM ini, siswa dituntun menjadi pemecah masalah, penemu, inovator, membangun kemandirian, berpikir logis, melek teknologi, dan mampu menghubungkan pendidikan STEM dengan dunia kerjanya. Pendidikan STEM menerapkan pembelajaran berbasis pemecahan masalah yang sengaja menempatkan penyelidikan ilmiah dan penerapan matematika dalam konteks merancang teknologi sebagai bentuk pemecahan masalah.”

Dalam Bahasa Inggris, Sekolah Bumi Cendekia mengadopsi Cambridge English Qualifications. Cambridge English Qualifications mempunyai keunggulan terutama dalam konten yang kaya, beragam, kualifikasi penggunaan bahasa Inggris yang terstandardisasi internasional, dan pengembangan wawasan global. Di kelas 9, santri Bumi Cendekia akan mengikuti sertifikasi Bahasa Inggris TOEFL JUNIOR yang diselenggerakan oleh partner resmi Bumi Cendekia yaitu International Test Center yang merupakan official partner dari ETC, kreator TOEFL international.

Selama di pesantren, santri didampingi oleh musyrif yang terdiri 2 orang pada angkatan pertama. Seorang musyrif untuk mendampingi maksimal 15 santri dan seorang musyrifah untuk mendampingi maksimal 15 santriwati. Musyrif dan musyrifah adalah tenaga pendidik SMP Bumi Cendekia.

Tugas musyrif adalah memberkan laporan berkala kepada Pembina pesantren, bertanggung jawab atas tindakan dan perbuatan siswa, mengontrol administrasi tiap bagian, mengontrol tiap-tiap bagian dan menegurnya, merencanakan rapat organisasi pengurus secara berkala, mendampingi kegiatan pembelajaran, mengevaluasi kegiatan.

Santri putra dan putri tinggal di asrama yang terpisah, tetapi dalam kegiatan belajar mengajar sebagian besar akan berlangsung dalam satu ruang bersama dengan pengaturan tempat duduk dipisah.

 

Biaya pendidikan yang dibayarkan wali santri   sudah mencakup biaya makan dan cuci pakaian dalam jumlah yang dibatasi. Tersedia tempat mencuci bagi yang memerlukan mencuci pakaian di luar batas yang disediakan.